Senin, 27 Juni 2011

Agar proses manajemen menjadi efektif maka dibutuhkan seperangkat prinsip kerja efektif. Dalam hal ini, ada 5 prinsip kerja efektif. Kelima prinsip tersebut dibagi lagi sehingga lebih jelas dan praktis. Apa sajakah 5 prinsip dimaksud? Simaklah paparan berikut ini:
1. Rencana

Rencana itu ada hanya ketika ditulis. Kalau Anda tidak menuliskannya: Anda mungkin mempunyai impian atau visi atau bahkan mimpi buruk. Anda tidak mempunyai rencana kecuali ditulis.
Seperti kata Napoleon, “Tidak ada yang sukses dalam perang kecuali sebagai konsekuensi dari rencana yang disiapkan dengan baik.”
Merencanakan sesuatu dengan tepat berarti Anda harus mengetahui:
  • Pekerjaan apa yg akan Anda diselesaikan?
  • Bagaimana melaksanakannya?
  • Kapan selesainya?
  • Di mana selesainya ?
  • Berapakah kecepatan melaksanakannya?
Rencanakan Pekerjaan dengan tepat! Dengan perencanaan yang tepat, puncak keberhasilan baru separuh dicapai. Perencanaan itu sukses hanya dengan pelaksanaan yang profesional.
2. Jadwal
Pekerjaan harus dijadwalkan! Jadwal yg efektif harus:
  • Pasti.
  • Selaras dengan jadwal-jadwal lainnya.
  • Sulit mencapai, namun mungkin tercapai.
  • Peganglah dengan teguh.
Penjadwalan yang baik akan mengefektifkan energi Anda. Jangan biarkan energi Anda terbuang percuma hanya karena penjadwalan yang buruk.
3. Pelaksanaan
Letnan Jenderal James F. Hollingsworth mengatakan, “Orang bodoh mana pun bisa menulis sebuah rencana. Pelaksanaanyalah yang membuat Anda kewalahan.”
Setelah rencana yang tepat disiapkan, laksanakanlah rencana tersebut dengan:
  • Terampil
  • Teliti
  • Cepat
  • Tanpa usaha yang tak perlu
  • Tanpa penundaan yang tak perlu
Laksanakanlah rencana dengan tanpa memisahkannya dari pelaksanaan. Dengan kata lain, para perencana itu harus mengomandani pelaksanaan dan para komandan itu harus turut serta merencanakan.
4. Pengukuran
Perkerjaan yang telah Anda laksanakan haruslah diukur:
  • Berdasarkan potensi Anda
  • Berdasarkan progress report Anda yang telah lalu
  • Berdasarkan progress report orang lain yang telah lalu
  • Berdasarkan kuantitas
  • Berdasarkan kualitas
Buatlah rekam jejak perjalanan pelaksanaan perkerjaan Anda. Nantinya akan berguna untuk melaksanakan pekerjaan-perkerjaan lainnya sebagai referensi.
5. Kontraprestasi
Apabila pekerjaan Anda telah selesai dengan efektif, Anda selayaknya mendapat balas jasa berupa:
  • Syarat kerja yang baik
  • Kesehatan yang baik
  • Kebahagiaan
  • Pengembangan diri

manajemen

Agar proses manajemen menjadi efektif maka dibutuhkan seperangkat prinsip kerja efektif. Dalam hal ini, ada 5 prinsip kerja efektif. Kelima prinsip tersebut dibagi lagi sehingga lebih jelas dan praktis. Apa sajakah 5 prinsip dimaksud? Simaklah paparan berikut ini:
1. Rencana
Rencana itu ada hanya ketika ditulis. Kalau Anda tidak menuliskannya: Anda mungkin mempunyai impian atau visi atau bahkan mimpi buruk. Anda tidak mempunyai rencana kecuali ditulis.
Seperti kata Napoleon, “Tidak ada yang sukses dalam perang kecuali sebagai konsekuensi dari rencana yang disiapkan dengan baik.”
Merencanakan sesuatu dengan tepat berarti Anda harus mengetahui:
  • Pekerjaan apa yg akan Anda diselesaikan?
  • Bagaimana melaksanakannya?
  • Kapan selesainya?
  • Di mana selesainya ?
  • Berapakah kecepatan melaksanakannya?
Rencanakan Pekerjaan dengan tepat! Dengan perencanaan yang tepat, puncak keberhasilan baru separuh dicapai. Perencanaan itu sukses hanya dengan pelaksanaan yang profesional.
2. Jadwal
Pekerjaan harus dijadwalkan! Jadwal yg efektif harus:
  • Pasti.
  • Selaras dengan jadwal-jadwal lainnya.
  • Sulit mencapai, namun mungkin tercapai.
  • Peganglah dengan teguh.
Penjadwalan yang baik akan mengefektifkan energi Anda. Jangan biarkan energi Anda terbuang percuma hanya karena penjadwalan yang buruk.
3. Pelaksanaan
Letnan Jenderal James F. Hollingsworth mengatakan, “Orang bodoh mana pun bisa menulis sebuah rencana. Pelaksanaanyalah yang membuat Anda kewalahan.”
Setelah rencana yang tepat disiapkan, laksanakanlah rencana tersebut dengan:
  • Terampil
  • Teliti
  • Cepat
  • Tanpa usaha yang tak perlu
  • Tanpa penundaan yang tak perlu
Laksanakanlah rencana dengan tanpa memisahkannya dari pelaksanaan. Dengan kata lain, para perencana itu harus mengomandani pelaksanaan dan para komandan itu harus turut serta merencanakan.
4. Pengukuran
Perkerjaan yang telah Anda laksanakan haruslah diukur:
  • Berdasarkan potensi Anda
  • Berdasarkan progress report Anda yang telah lalu
  • Berdasarkan progress report orang lain yang telah lalu
  • Berdasarkan kuantitas
  • Berdasarkan kualitas
Buatlah rekam jejak perjalanan pelaksanaan perkerjaan Anda. Nantinya akan berguna untuk melaksanakan pekerjaan-perkerjaan lainnya sebagai referensi.
5. Kontraprestasi
Apabila pekerjaan Anda telah selesai dengan efektif, Anda selayaknya mendapat balas jasa berupa:
  • Syarat kerja yang baik
  • Kesehatan yang baik
  • Kebahagiaan
  • Pengembangan diri

kinerjaa

Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individual Performance) dengan kinerja organisasi (Organization Performance). Suatu organisasi pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.

Sabtu, 18 Juni 2011

motivasi kerja GURU

 kebiasaan masyarakat yang cenderung cepat menyimpulkan. “Selain itu, siswa juga mulai tidak terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,” kata Taufik kepada Tempo di ruang kerjanya tadi malam.
Tak hanya SMP, nilai ujian nasional SD dan SMA juga rendah untuk mata ujian Bahasa Indonesia. Dari tahun ke tahun, kecenderungan nilai Bahasa Indonesia selalu menjadi yang terendah dibanding mata ujian lain. Taufik mencontohkan, nilai rata-rata Bahasa Indonesia tingkat SMA tahun lalu di DKI hanya 6,8, sedangkan nilai IPA 7,59. Tahun 2011, rata-rata nilai Bahasa Indonesia 6,83, sedangkan nilai IPA 7,89. “Bahkan dibanding pelajaran Matematika, jumlah siswa yang mendapat nilai sempurna 10 jauh berbeda,” jelas Taufik.

Tahun ini, untuk mata ujian Matematika, sebanyak 789 siswa SMA mendapat nilai 10, sedangkan Bahasa Indonesia hanya 1 orang. “Ini bukan karena soalnya sulit, tetapi memang siswa sekarang punya kecenderungan cepat menyimpulkan tanpa membaca dan memahami jawaban secara lebih detail,” katanya.


Menurut Taufik, banyak faktor yang menyebabkan rendahnya nilai Bahasa Indonesia, bukan karena guru dan mutu pendidikannya. “Yang utama itu masyarakat dan keluarga, sebab kemampuan Bahasa Indonesia itu lahir dari kebiasaan,” ujarnya.

Meski begitu, Dinas Pendidikan tidak akan tinggal diam. “Kami akan minta sekolah dan guru mengembangkan pola pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah,” ujarnya. Pengembangan pola ajar ini, menurut dia, bisa efektif jika guru berhasil menarik minat siswa untuk lebih mencintai pelajaran Bahasa Indonesia.

Perbaikan pola ajar ini, kata Taufik, terbukti pernah berhasil diterapkan dalam menaikkan kemampuan dan nilai siswa terhadap pelajaran Matematika. “Dulu Matematika selalu menjadi momok, sekarang semakin banyak siswa mendapat nilai 10 untuk Matematika,” katanya.

Dinas Pendidikan juga akan meminta sekolah mendorong guru Bahasa Indonesia di tiap sekolah untuk mengembangkan kemampuan mengajar. Motivasi dan semangat guru untuk memperbaiki diri dan mengembangkan pola ajar akan sangat membantu perbaikan nilai Bahasa Indonesia. “Bahasa Indonesia itu akan menarik kalau disampaikan dengan pola dan metode yang sesuai dengan perkembangan anak didik sekarang,” katanya.
MUTU pendidikan bukan menjadi satu-satunya alasan Cinta Laura memilih kuliah di Amerika Serikat. Mantan pacar Marcell Darwin itu, rupanya, punya motivasi lain yang membuatnya bersemangat hijrah ke Negeri Paman Sam. ’’Aku ke New York supaya bisa mewakili generasi muda di dunia internasional. Mudah-mudahan, kalau sudah bachelor dan master degree, aku bisa kerja untuk PBB atau World Bank. Aku juga pengin memotivasi remaja-remaja Indonesia bahwa pendidikan itu penting banget untuk masa depan,’’ tuturnya.
Khusus keinginannya menjadi duta PBB terinspirasi dari Angelina Jolie, aktris Hollywood, idolanya. Jolie merupakan duta besar United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), organisasi PBB yang memberikan perlindungan dan bantuan kepada pengungsi dunia. ’’Aku suka Angelina Jolie bukan karena dia cantik, tapi karena dia duta PBB,’’ katanya.
Kepedulian Cinta kepada permasalahan sosial, khususnya di bidang pendidikan, memang cukup besar. Lewat yayasan milik sang ibu, dia menyisihkan pendapatannya untuk pengelolaan belasan sekolah gratis di Bogor, Jawa Barat. Tidak kurang dari Rp 30 juta dia gelontorkan untuk membantu operasi sekolah gratis tersebut.
Bukan sekadar membantu dari segi finansial, Cinta juga kerap menyumbangkan tenaganya. Di sela jadwal sekolah dan kerjanya yang padat, dia sering datang ke sekolah itu untuk mengajar bahasa Inggris. (eos/ash/c4/nw)

MOTIVASI PENDIDIKAN



Untuk Apa Pendidikan?

Pertanyaan ini niscaya menimbulkan beragam jawaban, sebab pendidikan merupakan dasar dari pengetahuan, moral, kompetensi dan atau keterampilan (life skill) seseorang. Karena itu berbicara tentang pendidikan maka tidak bisa dilepaskan dengan tiga aspek pokok, yakni kognisi, afeksi dan psikomotor.

Melalui tulisan ini saya  ingin menyampaikan tanggapan atas tulisan Bp Bustari (SM, 23/4/11) mengenai  penggugatan dan pengamatan beliau atas ’’profesi suci’’ guru yang saat ini telah terdistorsi oleh budaya instan demi meraih benefit (keuntungan material).


Guru atau dosen, bukanlah pekerjaan biasa yang hanya berdasakan transaksional antara skill/tenaga dengan bayaran tertentu. Pekerjaan guru sungguh sangat mulia, sebab di dalam kegiatannya penuh dengan visi dan misi suci demi penyelamatan bangsa dan negara.


Bangsa dan negara hanya dapat berlangsung keberadaannya (eksistensialnya) manakala pendidikan di negara tersebut menghasilkan masyarakat yang cerdas. Dan masyarakat yang cerdas intelektualnya, cerdas moralnya, cerdas spiritualitasnya dan kreatif tidak mengkin lahir tanpa peran guru yang cerdas dan inovatif.  Masyarakat yang cerdas adalah salah satu dari pada tujuan pendirian negara kita.


Pertanyaan, bagaimana ukuran bangsa yang cerdas? Manusia yang cerdas sangat terkait dengan keberhasilan di bidang pembangunan sumber daya manusia (human development index). Pembangunan manusia menurut United Nations Development Programme (UNDP), adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan bagi penduduk, kebebasan untuk hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat menikmati standar hidup yang layak.


Menurut Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi, seseorang dapat dikatakan ’’miskin’’ jika dirinya tidak memiliki banyak pilihan dalam hidupnya. Pembangunan manusia akan dikatakan berhasil jika mampu memperbanyak pilihan-pilihan bagi penduduknya. Jadi, seorang sarjana kita anggap sudah berpendidikan tinggi, tetapi itu saja tidak cukup jika dirinya tidak memiliki banyak pilihan ketika memasuki pasar kerja.


Untuk menilai apakah kinerja pembangunan manusia di Indonesia sudah baik atau belum, perlu mengacu pada data. Laporan Pembangunan Manusia 2010 yang dikeluarkan UNDP menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada di peringkat 108 dari 169 negara yang tercatat. IPM merupakan indeks komposit yang mencakup kualitas kesehatan, tingkat pendidikan, dan kondisi ekonomi (pendapatan). Di lingkup ASEAN, Indonesia hanya berada di peringkat 6 dari 10 negara. Peringkat ini masih lebih rendah dari Singapura (27), Brunei Darussalam (37), Malaysia (57), Thailand (92), dan Filipina (97).


Sementara untuk tingkat pendidikan, Indonesia bahkan hanya berada di peringkat ke-7 dari 10 negara anggota ASEAN. Dengan mengetahui HDI/IPM, dapat digunakan untuk menentukan ranking kesejahteraan suatu bangsa dibandingkan bangsa-bangsa lainnya.


Indeks pembangunan manusia Indonesia sangat dipengaruhi oleh SDM kita di bidang pendidikan. Sebab ditangan para guru/dosenlah negeri ini akan lebih maju atau justru malahan mundur peradabannya. Guru/dosen adalah sumber enlightment (pencerahan) bagi bangsa,  ketika seorang guru/dosen tidak lagi memiliki idealisme dan jiwa nasionalisme yang tinggi maka itu artinya keruntuhan suatu peradaban bangsa sudah di ambang pintu. Apalagi jika motivasi menjadi guru/dosen hanya sekadar sebagai pekerjaan biasa yang tiap bulan mendapat gaji, maka guru/dosen seperti ini lebih cocok bekerja di pabrik saja, yang hanya memproduksi benda mati.


Memang guru bukan faktor satu-satunya dalam matarantai pendidikan, sebab di sana masih ada kurikulum dan sarana/prasarana kegiatan belajar, tetapi bagaimanapun guru yang baik tetap lebih penting dari sekadar kurikulum dan sarana/prasarana. Kurikulum dan sarana/prasarana boleh saja kurang baik tetapi guru/dosen ’’harus’’ lebih tahu bagaimana cara mengajar yang lebih baik dengan segala keterbatasannya. Pendidikan adalah misi suci negara, jadi jangan direduksi menjadi kegiatan bisnis yang senantiasa berhitung untung rugi dan benefit lainnya.


Suprayitno

Ketua LP3N, Sekretaris FPSP
Jl Tlogomukti Timur I/878
Semarang.

HUJAN AIR MATA

BALIKPAPAN-Setelah sebelumnya terlihat tegar saat Gubernur Kaltim H Awang Faroek memimpin serah terima jabatan wali kota Balikpapan di Dome, Minggu (29/5), kali ini H Imdaad Hamid SE dan istri Hj Azimah Imdaad, benar-benar tidak dapat menahan tetesan air matanya. Imdaad yang dikawal hingga keluar area balaikota, usia melakukan silaturahim bersama seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di jajaran Pemkot Balikpapan, tak kuasa menahan keharuannya.
Imdaad dan Azimah, yang berjalan meninggalkan panggung acara pisah sambut, sontak disambut tangis haru oleh jajaran pegawai. Bahkan, saat Imdaad dan Azimah memasuki mobil yang siap mengantarkannya meninggalkan halaman balaikota, beberapa pejabat pemkot, seperti Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), H Ali Munsjir Halim SE MM, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Ir Tara Allorant, Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan (DTKP), Ir Fahruddin Harami, serta para pegawai wanita di bagian Protokol, tidak dapat menahan tetesan air matanya, menambah keharuan perpisahan pegawai dengan mantan orang nomor satu Balikpapan tersebut.
“Sudah 17 tahun, saya ikut dengan beliau, sejak saya di protokol, beliau masih menjabat sebagai Sekda. Jadi saya bilang, beliau itu bapak, teman, saudara, yang banyak memberikan pelajaran berharga bagi kita,” kata Ali Munsjir, sembari mengusap tetesan air matanya.
Banyak sekali kenangan manis yang ditinggalkan beliau, selama 10 tahun terahir, menjadi walikota Balikpapan.  “Jadi, memang sangat berat, melepaskan beliau,” singkatnya.
Hal yang sama terlihat di Kepala Disnakersos, Tara Allorante, yang tak kuasa menahan tetesan air matanya. PNS yang mengaku selama 12 tahun terahir, sering melakukan komunikasi langsung dengan Imdaad, sangat mengagumi gaya kepemimpinan Imdaad Hamid, terutama saat menghadapi masalah-masalah yang dihadapi selama kepemimpinannya.
“Bukan karena apa, kita tadi sangat terharu, karena beliau itu adalah pemimpin yang punya wawasan luas, melihat permasalahan sesederhana apapun, dilihatnya dari wawasan yang sangat luas, sehingga banyak alternatif solusi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam mengkaji suatu masalah itu, beliau tidak pernah gegabah, tidak pakai emosi, tidak buru-buru, tetapi itulah kunci beliau dalam menyelesaikan masalah, ” kata Tara.
Imdaad Hamid diakuinya, juga selalu memberikan motivasi kepada seluruh kepala-kepala SKPD di jajaran Pemkot Balikpapan, untuk memberikan rasa nyama dalam menjalankan tugas-tugas sebagai kepala SKPD.  “Pak Imdaad itu memiliki manajemen kerja, seperti delegasi, konsistensi dan akuntabilitas, yang membuat dirinya dan kepala SKPD lainnya, tidak bekerja sendiri, tetapi tim work, yang menurutnya sangat efektif dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan. 
Seperti kalau kita menghadapi masalah mengenai tugas-tugas kita, beliau selalu mengkroscek langsung dengan SKPD bersangkutan, dan meminta memastikan keberana info dari permasalahan itu, sudah sejauh mana perkembangannya, hingga tindak lanjut yang dilakukan seperti apa? Itu yang sering dilakukan beliau untuk memotivasi kita dalam penyelesaian masalah,” ungkap mantan Kabag Pembangunan tersebut.
IKUT MENANGIS
Menaiki mobil Toyota Harrier KT 1944 SR, Imdaad dan istri meninggalkan balaikota menuju rumahnya. Mungkin penggalan kata-kata “Tiada pesta yang Tak Berakhir dan Tidak Ada Jabatan yang Langgeng”, mengibaratkan perpisahan mantan wali kota ini dengan pegawai di lingkungan Pemkot Balikpapan.
Imdaad dan Azimah Imdaad, juga tak kuasa menahan linangan air matanya, saat PNS pemkot menyalami dan membentuk pagar betis mengantar Imdaad dan Azimah yang dipayungi layaknya seorang pembesar menuju mobil Toyota Harrier sambil diiringi hadrah dan salawat. “Maafin kami ya,” kata Azimah sambil mengusap air matanya kepada para pegawai yang juga menangisi kepergian mantan orang nomor satu Balikpapan ini.
Bahkan, salah seorang pejabat sempat melakukan salam komando dengan Imdaad saat berada di dalam mobil, untuk menguatkan Imdaad bahwa mereka sangat kehilangan dengan tokoh yang satu ini.
Acara perpisahan ini memang dirangkai sangat spesial untuk Imdaad dan Azimah. Juga jauh dari kesan protokoler, karena berbagai hiburan ditampilkan oleh panitia untuk memberikan kesan perpisahan kepada mantan atasan mereka. Tak tanggung-tanggung, Wali kota HM.Rizal Effendi SE dan Wawali H Heru Bambang SE, Sekda Sayid Fadli dan para kepala SKPD melantunkan nyanyian perpisahan dan kenangan untuk Imdaad: “Tuhan kirimkanlah restu, buat Pak Imdaad dan ibu yang mencintai kami, sepenuh hati,” bunyi salah satu bait lagu yang dinyanyikan oleh para pejabat pemkot ini.
Ternyata para pejabat dari ibu-ibu juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan hiburan. Dimotori Kepala DPU Hj.Sri Sutantinah, rombongan pejabat wanita yang digelari Bunek (Bunda Nekad) ini, berpenampilan layaknya broccoli menampilkan tarian India yang dipadu dengan tarian poco-poco. Bahkan, Imdaad dan istri, Rizal dan istri serta Heru dan istri ikut menari bersama rombongan Bunek ini. “Perbanyaklah silaturahim dalam bekerja,” pesan Imdaad kepada para pegawai Pemkot.
Imdaad mengingatkan, para pegawai untuk menjaga kekompakkan dan persaudaraan sebab bekerja dengan dibangun dalam suasana persaudaraan dan kekompakkan akan mendapatka hasil yang baik.
Hal yang sama juga disampaikan Sekda Sayid MN Fadli yang mewakili para pegawai bahwa tantangan kedepan sangat berat, sebab Pemkot di bwah kepemimpinan Imdaad telah banyak memberikan pondasi pembangunan dan kebanggaan bagi kota Balikpapan dengan banyaknya penghargaan yang telah diterima. “Kita harus meneruskan prestasi yang telah diraih saat Pak Imdaad menjabat wali kota,” imbuh Fadli.(ibr/are)

CPNS

MASAMBA, UPEKS--Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) angkatan tahun 2010 boleh bernafas lega. Pemkab Luwu Utara dalam hal ini Badan Kepegawaian Diklat Daerah (BKDD) telah menyerahkan SK 100 persen kepada 536 orang CPPenyerahan SK 100 persen dilakukan secara simbolis Wakil Bupati Luwu Utara, Hj Indah Putri Indriani pada upacara bendera di lapangan kantor Bupati Luwu Utara, Senin (30/5).
 Dari 536 SK 100 persen yang diserahkan terdapat 294 CPNS dari jalur umum, sementara dari tenaga honorer berjumlah 241 orang CPNS. Indah Putri berharap agar para CPNS yang sudah menerima SK 100 persen, lebih meningkatkan lagi motivasi kerja di bidang masing-masing. Dan yang paling utama, kata Indah, adalah meningkatkan kedisiplinan dan etos kerja.
"Bagi para PNS yang baru saja menerima SK agar menerima hasil penempatan, tanpa ada pengecualian," tegas Indah kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Indah juga berpesan kepada Asisten III, dan Kepala BKDD melakukan evaluasi kinerja di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan memberikan sanksi sesuai aturan yang ada jika pada formasi masing-masing CPNS ditemukan melanggar. "Para CPNS diminta meingkatkan kinerja dan kedisiplinannya. Dan para asisten dan BKDD diminta melakukan evaluasi secara rutin," harap Indah. ()
 

MOTIVASI KERJA

Berdasarkan pengalaman tiga tahun bekerjasama dengan MMC Melaka, kata Mursyid, apa yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kesehatan dan MIPA UMSB, berhasil menarik simpati dari para bidan, dokter dan manajemen rumah sakit berkelas internasional itu, baik dari sisi dedikasi, maupun keterampilan dan motivasi untuk melakukan tugas-tugas kebidanan secara profesional.

”Sejak didirikannya Fakultas Kesehatan dan MIPA UMSB hingga kini, motivasi kerja mahasiswa asuhannya terbilang cukup tinggi, sementara daya kreasi yang mereka kembangkan selama melakukan proses pemagangan di Malaysia, sesungguhnya tak bisa dilepaskan dari pola pembinaan kemahasiswaan yang demikian terukur, punya konsep yang jelas dan komitmen yang kuat untuk menciptakan calon bidan, perawat dan administratur rumah sakit profesional, dan islami, sesuai dengan norma-norma dasar yang dianut Persyarikatan Muhammadiyah,” jelas Mursyid yang dikenal punya dedikasi cukup tinggi terhadap pengembangan UMS itu.

Pola pembinaan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler, menekankan kepada tercapainya tujuan yang diinginkan, yakni menghasilkan tenaga kesehatan dengan kemampuan handal dalam pengetahuan dan profesional di bidangnya, serta beriman dan bertaqwa, sehingga mempunyai jati diri, dan mampu berkompetisi di era globalisasi ini,” ucapnya.

Dilihat dari kurikulum yang diterapkan, Fakultas Kesehatan UMSB memiliki kurikulum yang sama dengan kurikulum perguruan tinggi sejenis di Indonesia, baik negeri maupun swasta, namun yang menjadi keunggulan lembaga pendidikan ini adalah pola pembinaan yang dilakukan selama mengikuti pendidikan. Sehingga prestasi itu mampu diraih para mahasiswa bila mengikuti pendidikan di kampus yang terletak di Jl Kejaksaan No. 12, Belakang Balok, Bukittinggi tersebut.

”Mahasiswa UMSB yang magang di Malaysia sempat diajak untuk bekerja disana karena ada kelebihan keterampilan yang dimiliki. Sebenarnya, ini merupakan tawaran yang luar biasa yang hampir tidak pernah diterima oleh mahasiswa asal Indonesia lainnya yang magang di sana. Cuma saja, kita perpandangan, mahasiswa kita perlu dipermatang budaya kerjanya. Budaya kerja itu sesungguhnya yang kurang di Indonesia,” terang Mursyid.

MOTIVASI DALAM SEKOLAH

PENAJAM-Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Rahman Nurhadi mengatakan, target kelulusan tingkat SMP dan MTs sama dengan target kelulusan tingkat SMU/SMK dan MA yaitu 100 persen.
”Kita sangat berharap angka kelulusan SMP dan MTs sama dengan kelulusan SMU/SMK dan MA 100 persen. Kelulusan MA hanya berhasil 97,7 persen, nah kalau bisa SMP dan MTs lulus 100 persen,” ucap Rahman Nurhadi dalam acara pelepasan siswa SMP Negeri 1 di halaman SMP Negeri I, Rabu (25/5).
Ia mengatakan, angka kelulusan sekolah tiap tahun selalu mengalami peningkatan, sehingga sudah sepantasnya Disdikpora menyampaikan ucapan terimah kasih kepada kepala sekolah, guru serta orang tua memberikan motivasi siswa yang berhasil mencapai peningkatan kelulusan.
“Ini luar biasa, atas kerja keras para guru dan seluruh yang berkompoten untuk peningkatan nilai siswa termasuk pihak komite sekolah,” pujinya. Dengan peningkatan yang diraih itu, ia juga mengharapkan agar sekolah tak merasa puas. Namun harus selalu memberikan bimbingan yang lebih terhadap nilai anak, termasuk prestasi yang diraih oleh anak.
”Kita juga merasa bangga dengan beberapa prestasi yang diraih anak-anak kita, baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Namun juga harus terus dipacu prestasi yang lebi banyak lagi supaya PPU dikenal di berbagai daerah di tanah air,” harap Rahman.
Mengenai pengumuman hasil UN 4 Juni mendatang, Rahman meminta agar tak menggunakan waktu saat kelulusan dengan berbuat hura-hura. “Penentuan kelulusan itu tak usah dipakai kegiatan yang dapat mengganggu. Sebaiknya baju itu disumbangkan adik kelasnya yang lebih membutuhkan, tak usah dicoret-coret,” pesannya.
Kepala SMP Negeri 1 Prayitno mengatakan, jumlah terdaftar peserta UN di SMPN 1 170 orang, satu orang dari peserta itu tak mengikuti UN karena meninggal dunia. Prestasi yang diraih SMPN 1 di 2011 ini ada 17 cabang juara satu.
Juara lomba tingkat kabupaten, provinsi ada satu orang dua cabang yang diraih juara satu. Sedangkan dua orang juga juara dua cabang dan juara tiga satu cabang.
”Ada siswa kita mewakili Kaltim ke tingkat nasional di Surabaya ikut pertandingan atletik,” lapornya.
Kemudian mengenai ekstrakulikuler, Prayitno menambahkan, di SMPN 1 ada 18 kegiatan yang dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar. ”Kita banyak kegiatan tambahan, karena itu kami merasa bangga dengan pertisipasi orang tua murid terhadap kegiatan di SMPN,” ungkapnya.
Ketua  Komite Sekolah yang juga Wakil Ketua DPRD PPU Jon Kenedi mengimbau para siswa yang akan meninggalkan SMPN 1 agar menjadi anak yang berbakti bagi nusa, bangsa dan negara. ”Jadilah anak yang bermanfaat untuk keluarga, sekolah, bangsa dan negara. Kalian adalah masa depan bangsa yang dapat dibanggakan,” ucap Jon.(pam)
 

SETANI BALAI PELATIHAN

SENTANI- UPTD Balai Latihan Kependudukan dan Pemukiman (Dukim) Dinas Tenaga Kerja dan kependudukan Provinsi Papua, mempunyai kegiatan pelayanan publik bidang pelatihan, memang potensial untuk mendukung kebijakan pembangunan di Papua. Terutama menyangkut dukungan untuk program  Rencana Strategis Pembangunan Kampung (Respek) dari Gubernur Papua Barnabas Suebu.
   Salah satu pelatihan yang dilakukan Balai Latiah  Dukim berdasarkan penelurusan kebutuhan (Training Needs Assesment) untuk membantu masyarkat dalam rangka mengembangkan dan  mengimplementasikan kebutuhan pertanggungjawaban Dana Respek sebagai dana stimulant dari Pemerintah Provinsi Papua adalah pelatihan Pembangunan Pengembangan Masyarakat (PPM)
   Pelatihan pembangunan pengembangan masyarakat desa/kampung  ini, menurut Kepala UPTD Balai Latihan kependudukan dan Pemukiman Provinsi Papua, Triyanto Haryono adalah modul pelatihan yang berfungsi untuk memberikan rangsangan para pimpinan (leader) dan stakeholder yang ada di kampung agar dapat memahami bagaimana tata cara merencanakan dan mendiskusikan permasalahan di kampung dan pemrograman baik adminitrasi maupun teknis.
   Dengan begitu, program Respek di Tanah Papua dapat direncanakan dan diprogramkan untuk mesinergikan antara dana yang digulirkan dengan kebutuhan masyarakat agar tidak sia-sia atau salah sasaran dengan melihat skala prioritas kebutuhan yang diharapkan.    “Walaupun sudah ada pendamping yang professional, namun personel terbatas, apalagi
pembangunan diharapkan tumbuh dari bawah ke atas atau dari kampung menuju ke kota dan seterusnya.”ujar Triyono saat ditemui di sela kegiatan di Balai Latihan Dukim, belum lama ini.
   Menurut Triyanto, Pelatihan PPM ini mempunyai modul yang memberikan semangat  para peserta pelatihan untuk mengikuti dengan rasa senang, karena mereka dapat membuat dan mendiskusikan kebutuhan dengan menyesuaikan kemampuan atau daya dukung (sumber daya) yang ada di masing-masing. Juga Pelatihan ini diikuti oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat kampung yang mempunyai kewenangan memutuskan di tingkat kampung, sehingga tidak ada lagi penyalahgunaan dana-dana yang diberikan  oleh pihak lain, bahkan secara adminitrasi dan fisik dapat dipertanggungjawabkan.
    Berkaitan dengan peringatan hari Lingkungan Hidup UPTD Balai Latihan Kependudukan dan Pemukiman Dinas Tenaga Kerja dan kependudukan Provinsi Papua adalah pelayanan public melalui pelatihan dan ketrampiilan dengan tidak merusak  lingkungan, bahkan memberikan materi yang memperbaiki lingkungan baik kualitas dan kuantitasnya.
    Maka Balai Dukim Provinsi Papua ini melaksanakan kegiatan pelatihannya banyak di lapangan (kampung-kampung) dengan tujuan mengetahui kondisi masyarakat kampung yang sebenarnya, sehingga pelatihan dapat dimanfaatkan ilmunya oleh masyarakat setempat. “Dari kegiatan yang kmai lakukan ini,  masyarakat sangat senang dan di tahun-tahun berikutnya diharpakan ada pelatihan-pelatihan lagi.”ujarnya. (tri)

motivasi kerja

MOTIVASI KERJA 
Moral KerjaYang dimaksud dengan moral adalah suasana batiniah seseorang yang mempengaruhi perilaku individu dan perilaku organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam aktivitas individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin dimaksud berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat atu tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.
Proses manajemen dan leadership yang efektif memerlukan moral kerja yang positif dalam arti suasana batin yang menyenangkan hingga memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. Moral kerja yang tinggi merupakan dorongan bagi terciptanya usaha berpartisipasi secara maksimal dalam kegiatan organisasi/kelompok, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja seseorang. Dalam kegiatan manajemen dan leadership pendidikan, moral kerja yang tinggi dari setiap SDM yang terlibat di dalamnya, merupakan faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Berbagai faktor itu di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Sebagian orang memandang bahwa minat/perhatian terhadap pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Bilamana seseorang merasa bahwa minat/perhatiannya seusai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja yang tinggi.
2. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah atau gaji penting dalam meningkatkan moral kerja. Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi moral kerja.
3. Disamping itu ada kelompok orang yang memandang faktor status sosial dari pekerjaan dapat mempengaruhi moral kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status sosial atau posisi yang tinggi/baik (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala bagian dan sebagainya) menurut kelompok ini akan mempertinggi moral kerja.
4. Sekolompok lain memandang tujuan yang mulia atau pekerjaan yang mengandung pengabdian merupakan faktor yang dapat mempertinggi moral kerja. Tujuan dan sifat pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan seseorang bersedia mendertia, berkorban harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan yang baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya dapat mempertinggi moral kerja.
Motivasi Dalam Pekerjaan Seseorang bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, di mana kebutuhan dasar manusia itu banyak ragamnya. Menurut Maslow kebutuhan dasar manusia ini ada beberapa tingkatan :
1. Kebutuhan fisik (physical needs)
Yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berrumahtangga dan sejenisnya.
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya.
3. Kebutuhan Sosial (social needs)
Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, bermasyarakat dan sejenisnya.
4. Kebutuhan pengakuan (the needs of esteems)
Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan.
5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization)
Kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan, keagungan, kekaguman dan kemasyhuran sebagai orang yang memiliki kemampuan dan keberhasilan dalam mewujudkan potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa.

Selain itu dalam melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan yang bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh maksud atau motif tertentu, baik yang obyektif maupun subyektif. Motif atau dorongan dalam melakukan sesuatu pekerjaan itu sangat besar pengaruhnya terhadap moral kerja dan hasil kerja. Seseorang bersedia melakukan sesuatu pekerjaan bilamana motif yang mendorongnya cukup kuat yang pada dasarnya tidak mendapat saingan atau tantangan dari motif lain yang berlawanan. Demikian pula sebaliknya orang lain yang tidak didorong oleh motif yang kuat akan meninggalkan atau sekurang-kurangnya tidak bergairah dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
Semua faktor yang telah disebutkan di atas pada dasarnya merupakan bentuk-bentuk motif yang mendorong seseorang melakukan pekerjaannya secara bersunguh-sungguh. Dalam hubungan itu dapat dibedakan dua jenis motif yakni :
1. Motif intrinsik, yakni dorongan yang terdapat dalam pekerjaan yang dilakukan. Misalnya : bekerja karena pekerjaan itu sesuai dengan bakat dan minat, dapat diselesaikan dengan baik karena memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menyelesaikannya dan lain-lain.
2. Motif ekstrinsik, yakni dorongan yang berasal dari luar pekerjaan yang sedang dilakukan. Misalnya : bekerja karena upah atau gaji yang tinggi mempertahankan kedudukan yang baik, merasa mulia karena pengabdian dan sebagainya.
Motif intrinsik dan ekstrinsik bersumber dari tiga teori motif, sebagai berikut :
1. Teori psikoanalisa, yang menekankan pada pengalaman masa kanak-kanak sebagai motif yang dapat dan selalu mendorong seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Orang merasa senang dan puas melakukan sesuatu pekerjaan karena pengaruh masa lampaunya. Misalnya orang yang puas bekerja pada bidang yang tidak menuntut tanggung jawab, mungkin karena pengaruh masa lampaunya di mana yang bersangkutan tidak pernah mendapat kesempatan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya karena selalu terlindung oleh orang tua, terlalu tergantung pada orang tua dan sebagainya.
2. Teori Gestalt dari Lewin, yang menekankan pada pengaruh kekuatan situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang . Perasaan senang dan puas mengerjakan sesuatu disebabkan oleh karena dengan pekerjaan itu yang bersangkutan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Misalnya : seseorang terdorong untuk bekerja dengan baik karena memperoleh upah yang tinggi sehingga dapat mencukupi kebutuhan material hidupnya, yang tidak akan diperolehnya jika bekerja di bidang lain. Situasi masyarakat pada saat itu menempatkan penilaian jumlah materi yang dimiliki seseorang sebagai ukuran kemuliaan atau kebahagian hidup.
3. Teori Allport yang menekankan pentingnya kekuasaan "AKU" dalam melakukan suatu pekerjaan. Seseorang merasa terdorong melakukan pekerjaan karena orang tersebut mendapat kesempatan mengatur, menguasai, memerintah orang lain. Orang yang bersangkutan merasakan AKU berperanan dan berkuasa sehingga dapat mewujudkan kehendak dan cita-cita di dalam suatu pekerjaan dengan menggunakan orang lain sebagai alat.
Sepanjang motif pendorong menurut ketiga teori itu bersifat wajar dan obyektif sehingga seseorang melakukan suatu pekerjaan, maka motif itu dapat menjadi motif intrinsik atau ekstrinsik yang positif bagi pengembangan moral kerja. Sebaliknya bilamana bersifat berlebih-lebihan sehingga tidak wajar, baik bersifat ekstrim kurang maupun lebih, maka akan menajdi motif intrinsik yang nengatip dan subyektif bagi pembinaan moral kerja. Dalam hal yang terakhir, sepanjang tidak merugikan usaha-usaha kerjasama/organisasi terutama dalam peningkatan produktifitas kerja masih mungkin untuk dimanfaatkan.